Dalam beberapa perkara hukum Islam, kuku tidak seharusnya
diabaikan oleh umat Islam. Misalnya ketika seorang dalam keadaan ihram haji
atau umrah didenda membayar dam karena memotong kukunya. Demikian juga kuku
bisa menyebabkan tidak sah-nya wudhu atau mandi junub, jika air tidak atau
terhalang sampai ke kuku.
Beberapa permasalahan lainnya, yang berhubungan dengan kuku
dari segi hukum, hikmah memotong kuku, memanjangkan dan mewarnanya akan dibincangkan
dalam bahasan kali ini.
1. Hukum Dan Hikmah Memotong Kuku
Memotong kuku adalah amalan sunah. Sebagaimana disebutkan
dalam hadis dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha: “Sepuluh perkara yang termasuk
fitrah (sunnah): memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, memasukkan air
ke hidung, memotong kuku, membasuh sendi-sendi, mencabut bulu ketiak, mencukur
bulu ari-ari, bersuci dengan air (beristinja), berkata Zakaria: “berkata
Mus’ab: “Aku lupa yang kesepuluh kecuali berkumur.”
Sekali lagi ini adalah bentuk menghilangkan segala kotoran
yang melekat di celah kuku, apalagi jika kuku dibiarkan panjang.
2. Cara Dan Benda Untuk Memotong Kuku
- · Cara Memotong Kuku
Dalam Islam, kita disunahkan untuk memotong kuku pada setiap
hari Jumat. Kesunahan memotong kuku ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan, kuku
jari-jari tangan maupun kaki. Dalam kitab Almajmu disebutkan bahwa memotong kuku
adalah kesunahan yang telah disepakati oleh para ulama.
أما تقليم الاظفار فمجمع علي انه سنة: وسواء فيه الرجل والمرأة
واليدان والرجلان
“Adapun memotong kuku telah disepakati bahwa hal tersebut adalah
sunah, baik laki-laki maupun perempuan, tangan maupun kaki.”
Selain itu, disunahkan ketika memotong kuku dimulai dari tangan
kanan kemudian tangan kiri, dan kaki kanan kemudian kaki kiri. Hal ini disebutkan
dalam kitab Almajmu berikut;
ويستحب ان يبدأ باليد اليمني ثم اليسرى ثم الرجل اليمني ثم اليسرى
“Disunahkan untuk memulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri,
dari kaki kanan kemudian kaki kiri.”
Adapun tata-cara memotong kuku, menurut Imam Nawawi, disunahkan
untuk dimulai dari jari telunjuk tangan kanan, tengah, manis, kelingking, dan jempol.
Untuk jari tangan sebelah kiri dimulai dari jari kelingking, manis, tengah, telunjuk
dan jempol.Kemudian untuk kaki disunahkan untuk dimulai dari jari kelingking
sebelah kanan sampai ke jempol, dan kaki sebelah kiri dimulai dari jempol sampai
jari kelingking.
Dalam kitab Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar mengatakan;
وَلَمْ يَثْبُتْ فِي تَرْتِيبِ الْأَصَابِعِ عِنْدَ الْقَصِّ شَيْءٌ
مِنَ الْأَحَادِيثِ لَكِنْ جَزَمَ النَّوَوِيُّ فِي شَرْحِ مُسْلِمٍ بِأَنَّهُ يُسْتَحَبُّ
الْبَدْاَءةُ بِمُسَبِّحَةِ الْيُمْنَي ثُمَّ بِالْوُسْطَى ثُمَّ الْبِنْصِرِ ثُمَّ
الْخِنْصِرِ ثُمَّ الْإِبْهَامِ وَفِي الْيُسْرَى بِالْبَدْاَءةِ بِخِنْصِرِهَا ثُمَّ
بِالْبِنْصِرِ إِلَى الْإِبْهَامِ وَيُبْدَأُ
فِي الرِّجْلَيْنِ بِخِنْصِرِ الْيُمْنَى إِلَى الْإِبْهَامِ وَفِي الْيُسْرَى بِإِبْهَامِهَا
إِلَى الْخِنْصِرِ
“Tidak ada satu pun hadis yang menjelaskan tentang tertib memotong
kuku. Akan tetapi Imam Nawawi menegaskan dalam kitab Syarh Muslim, bahwa disunahkan
untuk memulai dari jari telunjuk tangan kanan, tengah, manis, kelingking, dan jempol.
Untuk jari tangan sebelah kiri dimulai dari jari kelingking, manis, sampai jempol.
Untuk kaki dimulai dari jari kelingking sebelah kanan sampai ke jempol, dan kaki
sebelah kiri dimulai dari jempol sampai jari kelingking.”
- Benda Untuk Memotong Kuku
Sementara alat untuk memotong kukunya dapat menggunakan
gunting, pisau atau benda khas yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau
jari seperti alat pemotong kuku. Setelah selesai memotong kuku, sebaiknya segera membasuh
tangan dengan air. Ini karena jika seseorang itu menggaruk anggota badan,
dikahawatirkan akan menyebabkan penyakit kusta.
Menurut kitab al-Fatawa al-Hindiyah dalam mazhab Hanafi
bahawa makruh memotong kuku dengan menggunakan gigi juga akan menyebabkan
penyakit kusta.
3. Waktu Memotong Kuku
Sebagaimana diriwayatkan daripada Anas bin Malik:
“Telah ditentukan waktu kepada kami memotong kumis, memotong
kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu ari-ari agar kami tidak
membiarkannya lebih daripada empat puluh malam.”
“Adapun menurut Imam asy-Syafi’e dan ulama-ulama
asy-Syafi’eyah, sunah memotong kuku itu sebelum mengerjakan sembahyang Juma’at,
sebagaimana disunatkan mandi, bersiwak, memakai wewangian, berpakaian rapi
sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Juma’at,” (Hadis riwayat
Muslim)
4. Menanam Potongan Kuku
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al-Bari, bahawa Ibnu
‘Umar Radhiallahu ‘anhu menanam potongan kuku.
5. Memotong Kuku Ketika Haid, Nifas Dan Junub
Menurut kitab Al-Ihya’, jika seseorang dalam keadaan junub
atau berhadas besar, janganlah dia memotong rambut, kuku atau memotong sesuatu
yang jelas daripada badannya sebelum dia mandi junub. Kerana segala potongan
itu di akhirat kelak akan kembali kepadanya dengan keadaan junub.
6. Memanjangkan Kuku Dan Mewarnainya ( Cutex)
Tabiat memanjangkan kuku dan membiarkannya tanpa dipotong
adalah perbuatan yang bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihhi wasallam, karena beliau menggalakkan supaya memotong kuku. Jika
dibiarkan kuku itu panjang, niscaya banyak perkara-perkara yang membabitkan
hukum seperti wudhu, mandi wajib dan sebagainya.
Adapun dalam hal mewarnai kuku (cutex), perempuan yang
bersuami adalah haram mewarnai kuku jika suaminya tidak mengizinkan. Sementara
perempuan yang tidak bersuami pula, haram baginya mewarnai kuku. Demikian juga
jika pewarna itu diperbuat dari benda najis karena akan menghalang daripada
masuknya air saat berwudhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar